CITA-CITAKU MENJADI ULTRAMAN


dulu pas aku masih balita (tepatnya umur berapa aku lupa), lagi heboh-hebohnya film tokusatsu jepang. seperti Kamen rider Black dengan Kotaro Minaminya, ultramen taro yang bertanduk (padahal Taro dalam bahasa jepang berarti singa), juga ada ultraman eighty (tayang di Indonesia tahun 90-an), ada juga Jiban, power ranger, battle borg si robot serangga, dan lain-lain lah. pokoknya masa anak-anakku itu anak-anak banget. nggak enaknya cuman di kampungku TV nya cuma ada beberapa gitu. jadi kalau ada acara favorit, main deh ke orang yang punya TV, alhamdulillah orang jaman dulu tuh baik-baik. nggak kayak orang jaman sekarang kalau ada orang yang numpang nonton TV pura-pura bersihin lantai biar penonton menyingkir, atau pura-pura keluar rumah sebentar eh ternyata setelah di luar malah matiin sekring listrik biar dikira mati lampu.

pokonya setiap jam 4 kalau nggak jam 5 aku selalu main ke rumah tetanggaku yang punya TV karena jam segitu Ultraman eighty tayang. setelah beberapa episode serial ultraman eighty diganti ultraman taro waktu itu aku sudah punya TV sendiri hasil meras orang tua. kalau nggak salah tayangnya di SCTV. aku begitu suka serial Ultraman apalagi pas Ultraman sekeluarga muncul, biasanya menjelang akhir episode. kesan kekeluargaannya itu kena banget gitu loh. ada ayah ultraman yang berprofesi sebagai tukang oplet kemudian mewarisi opletnya untuk kakak ultraman, lalau ibu ultraman yang punya warung kecil di depan rumah, dan adik ultraman yang punya salon. sementara ultraman sendiri sibuk kuliah sambil galau memilih antara sarah atau jaenab (ultraman anak sekolahan).

Begitu senangnya aku sama ultraman sampai-sampai kalau ada yang nanya, "kamu kalo udah gede mau jadi apa?" aku akan menjawab "Mau jadi Ultraman!". menurutku keren banget kalau aku kalo udah gede bisa naik pesawat yang bisa ngeluarin senjata laser, terus-muter-muter di kepala monster raksasa, punya gadget-gadget yang canggih. hingga bersamaan dengan berjalanya waktu aku berangsur-angsur sadar kalau ultraman itu cuma khayalan, dan cita-cita ku pun menurun (walaupun masih keren) menjadi astronot, dan semakin dewasa aku semakin mengerti kalau jadi astronot itu susah, hingga akhirnya aku bercita-cita menjadi penulis. dan bisa membuat tokoh "aku" menjadisiapapun yang aku suka.

tapi aku nggak yakin kalau jaman sekarang masih ada anak yang bercita-cita menjadi ultraman. yah tentunya gara-gara tontonan pertelevisian indonesia yang semakin tidak berpihak pada anak-anak. kalaupun ada serial yang ditujukan penayangannya buat anak itu pun bisa dihitung dengan jari. apalagi serial tokusatsu superhero, cuma ada power ranger yang tayangnya pagi banget dan aku nggak yakin anak-anak udah bangun jam segitu. lalu ada juga Bima satria garuda, tokusatsu superhero asli indonesia yang kerjasama dengan Bandai jepang. kira-kira kalau anak sekarang ditanya cita-citanya mau jadi apa? paling jawabannya mau punya pacar cantik kayak yang disenetron sctv, mau jadi pawang elang kayak sinetron indosiar, mau jadi si buta dari lembah hantu. hadeh.... semoga penggerak pertelevisian Indonesia dikembalikan lagi ke jalan yang lurus. amiin

No comments:

Powered by Blogger.