emmm aku bingung memulai postingan ini. sepertiu yang aku ceritakan
di sini kalau aku dapat kerjaan baru. tapi karena perusahaan yang "khilaf" merekrutku itu masih baru, masih babat alas lah istilah prancisnya. dan yang terjadi saat aku menceritakan hal itu ke orang tuaku yang terjadi adalah mereka malah kuatir kalau perudahaan itu limbung di tengah jalan lalau aku jadi pengangguran, terus jadi gelandangan, terus karena kepepet terpakasa jadi gigolo. gak ding alay. ibuku memang orang yang luar biasa protektif. dulu saat masih TK aja aku main ke tetangga yang jaraknya cuma selisih 3 rumah aja nggak boleh. terus terlambat pulang setengah jam udah di sms in mlulu. terus nggak boleh kerja di luar kediri. sementara bapakku orangnya parno an. sampai saat ini aku dilarang masuk ormas islam tertentu karena takut aku jadi orang ekstrim terus jadi telorist (orang yang suka makan telor). nggak boleh juga kerja di luar kediri, katanya takut ntar berjodoh sama cewek jauh terus jadi jarang nyambangin beliau. come on pap kalao jodoh juga nggak bakalan kemana. sekalipun aku di kediri kalao tabrakan ama cewek kalimantan terus barang bawaan si cewek jatuh lalu kita ngambilnya sama-sama. sama-sama merunduk lalu tanpa sengaja tangannya berpegangan terus saling menatap dengan pandangan yang meluluhkan hati. lalau tiba-tiba pipinya memerah. dan aku dengan malu-malu menanyakan nomor HPnya. beberapa hari kemudian kita jadian lalau akhirnya menikah. kita nggak tahu kita akan berjodoh dengan siapa.
semua yang kita lakukan tak bisa lepas dari resiko. kalau aku memilih resign dari kerjaanku yang sekarang dan memilih kerja di perusahaan yang masih merintis ya tentunya juga ada resikonya. dan aku tahu resiko-resiko itu. maka nggak perlu lah mengkhawatirkan apa aku akan benar-benar jadi gigolo kalo nganggur lama atau akan makan apa kalau usahaku gagal. toh aku mendapat info kerja ini juga dari hal yang nggak disangka-sangka. begitu namyak jalan Alloh menghidupi umatnya. seprti kata ibuku dulu "mending carilah kerjaan yang bisa disambi-sambi kuliah". dan aku nggak berusaha nyari kerja tapi berusaha cari kerja sampingan dengan jualan obet di warung-warung kelontong. eh sebelum memualai jualan dateng tawaran dari temenku yang mau buka usaha itu. di ajaklah aku. eh ternyata kok banyak beda pendapat sama ortu. ah sudahlah... aku jomblo nggak ada yang mau dengerin curhatku. curhat aja sama mbah blogger yang selalu setia menampung uneg-uneg di kepalaku.
doain ya para pembaca agar aku bisa menemukan jalan terbaik menuju kesuksesan buat aku and ortuku and juga calon anak dan istriku kelak....
No comments: