MENABUNG KESABARAN
alhamdulillah akhirnya kemaren aku baru sadar kalo gaji dari surabaya udah cair. nggak ada pemberitahuan memang, tapi entah mendapat bisikan ghaib darimana yang mengyuruh aku untuk mengecek saldo ku di ATM. dan sureprise nambah 800.000, lumayan lah walaupun nggak banyak tapi di saat butuh uang dan dompet mulai tak sempit lagi, uang segitu pun jadi tampak banyak. ya begini lah setelah menunggu selama beberapa hari dipupuk rasa mangkel sampai nggak mau ngelanjutin kerja gara-gara gaji tak kunjung turun, perusahaan nggak profesional nggak bisa mengerti betapa seorang karyawan itu paling menunggu saat gajian sebagai waktu yang paling dia sukai saat bekerja. seaolah-olah seperti ladang kering yang tersiram hujan, keringat yang tercucur selama sebulan terusap oleh gaji yang turun dan menjadi sejuk di badan dan di hati. #ceileh
ya intinya harus sabar. dan setiap kesabaran akan berbuah manis. apalagi kalau kesabaran dibumbui dengan kerja keras pasti buahnya makin sedap dan manis. seharusnya jika aku mau bersabar dan tetap di pekerjaan lama ku mungkin juga akan berbuah manis. tapi.... ada tapinya, hidupku akan flat dan aku nggak akan ngerasain pengalaman-pengalaman baru. pengalaman petualangan masa muda. ntar kalau udah tua pengalaman hidup bisa jadi garam dan asam yang semakin membuat gurih sayur kehidupan. aku nggak akan ngerasakan jalan kaki dari giant sampai bungur, aku nggak akan ngerasain manggul beras 5kg sejauh kurang lebih 5km. aku nggaka kan ngerasain pertarungan keras di kota sebesar surabaya, dimana teman yang tampak baik ternyata bisa mngomongkan keburukan-keburukan teman lainnya di belakang kita. aku juga nggak akan ngerasain tegangnya berhadapan dengan dokter 4 mata, aku nggak bisa merasakan memasarkan barang yang belum ada di kota ku yang ternyata prosesnya sulit bin nggak ada pedagang yang mau ambil resiko buat beli kecuali pedagang pemula kayak aku, aku nggak akan tahu rasanya seminggu cuma tiduran dan main internet terus, sampai-sampai bingung harus buka situs apalagi.
yah beginilah kehidupan. kalau kita memilih untuk hidup flat dan stagnant di suatu posisi maka akan kurang terasa bumbu kehidupannya, kalau kita memilih menjalani kehidupan ini layaknya m,enjalani petualangan seorang pelaut maka akan tersa sedap dan gurih saat kita tua nanti, atau setidaknya saat kita punya anak nanti kita m\bisa meberikan wejangan kepada anak kita tentang kerasnya kehidupan sambil tetap memegang ajaran dan norma agama tentunya. tapi tetap ada beberapa jalan hidup yang tidak dapat kita pilih, asal kita yakin saja tuhan akan memberikan semua yang terbaik buat kita, karena kita sudah bersabar dan bekerja keras. :)
No comments: