Belum Siap Jadi Ibu
Semua wanita yang telah menikah tentu harus bersiap untuk jadi ibu. Karena ya seperti siklus hidup, pertama lahir, anak-anak, remaja, dewasa, menikah, menjadi orang tua, tua, lalu akhirnya meninggal. Nah diantara proses metamorfsa manusia yang aku sebutkan tadi tentunya nggak harus selalu urut seperti di atas, walaupun selalu berujung pada meninggal akhirnya. Ada yang sudah tua baru jadi orang tua, maksud saya baru memiliki anak, ada juga remaja baru mens tahun kemarin eh sudah jadi orang tua, sudah punya anak, sudah jadi papa-mama dalam artian sesungguhnya bukan hanya panggilan saat pacaran. Bagi yang sudah siap jadi ibu bersyukurlah atas karunia yang Tuhan berikan karena tak semua orang bisa diberi amanah berupa anak, dan diberi gelar ibu. Tapi bagi mereka yang belum siap akan gelar sebagai ibu, tentunya mereka akan melakukan segala macam cara agar anak yang sudah terbuah di dalam rahimnya tak lahir di dunia.
Tapi bagi yang anaknya sudah terlanjur lahir. Mau tak mau dia harus bertanggung jawab atas anak yang dilahirkannya. Walaupun ada pula ibu yang tega membuang anak yang sudah dilahirkannya dan dikandungnya selama 9 bulan, kok yo tegaa... Nah di saat seorang ibu merasa gagal dan merasa insecure atas kemampuan yang dimilikinya, apakah kelak dia bisa menjadi ibu yang baik buat anaknya, tentunya peran orang terdekatnya akan sangat berperan penting untuk meningkatkan mental si Ibu, terutama dorongan semangat dari sang suami. Sebenarnya nggak ada ibu yang gagal, semua ibu adalah ibu yang terbaik untuk anak-nya.
Ilmu parenting bisa dipelajari kok, di Youtube banyak ahli parenting yang memberikan sharing gratis tentunya, membagi ilmunya dengan ibu yang mau meluangkan sejenak waktunya untuk melihat video mereka, dan tentunya mempraktekkan tidak cuma dilihat. Yahh daripada nonton video nya Mami Gigi tentunya kita akan kesulitan meniru teknik parenting ala sultan dimana saat si AA rafathar pingin es krim eh malah dibelikan se kulkas-nya, eh lha kita boro-boro beli eskrim tiap hari pasti pura-pura alasan nanti batuk lo Nak, nati pilek lo, dan alasan lainnya. Tapi ya memang kasta nya beda boss.
Asal kita mau meluangkan waktu ngobrol, atau bermain buat anak, kita bisa tahu keinginan-keinginan anak, kesukaan anak kita, dan sedikit mempengaruhi mereka dengan sugesti-sugesti yang baik, yang kita inginkan kelak ibu ingin kamu begini lo Nak, ibu suka ngelihat kamu begini Nak, semisal seperti itu. Karena investasi itu nggak cuma bentuk duit, emas, obligasi, atau saham. Tapi meluangkan waktu bersama anak juga investasi untuk masa depan kita juga.
Kalau ada yang bilang aku belum siap jadi ibu, tapi dia sudah punya anak, apa yang harus dilakukan? Bangkitkan semangat si Ibu kalau jadi ibu itu pahala nya luar biasa, jadi ibu itu jasa nya luar biasa, tentunya orang terdekatnya lah yang harus membangkitkan motivasi tersebut, terlebih suami si ibu. Jangan juga cuek sama anak, si ibu si bapak sama cuek nya. yang paling kasian siapa? ya Anak nya. dan kemungkinan besar si anak juga akan mewariskan cara-cara parenting cuek yang diwariskan orang tua nya dahulu.
Nggak ada ibu yang nggak siap jadi ibu, kalau si ibu memang cinta dan sayang dengan anaknya. yuk luangkan waktu dengan anak, lebih bertanggung jawab sama anak. Walaupun si ibu tahu anaknya sudah bisa main sendiri, sudah bisa belajar sendiri, tapi tanggung jawab sebagai ibu itu tetap terpasang di pundak sampai nyawa tercabut. Dan yang ditanyakan kelak di akhirat bukan tentang bagaimana pekerjaanmu di dunia, tapi bagaimana kamu mengurus titipanku yang berupa anak di dunia dulu? Karena kehidupan anak akan mempengaruhi kehidupannya kelak saat sudah dewasa dan jadi orang tua, dan sikapnya kepada anak-anaknya yang juga jadi cucu cucu kita kelak, begitu seterusnya.
No comments: