MARI KITA MENGGENGGAM BARA API INI BERSAMA-SAMA
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْر
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”
Seperti hadist nabi di atas bahwasanya menjelang hari kiamat orang yang memegang teguh ajaran agama, beratnya seperti menggenggam bara api yang masih menyala. Adakah yang sudah merasakannya? Kalau dibilang berat sebenarnya ajaran agama yang "mengekang" ini sudah berat dijalani sejak jaman dahulu. Terbukti setiap ada dakwah dari para da'i pasti ada golongan yang menentangnya, baik secara terang-terangan ataupun secara diam-diam. Yang dimaksud menggenggam bara api menurut penafsiran para ahli ilmu adalah terjadinya fitnah yang begitu besar seolah-olah kita menjadi malu dan takut menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim. Berjenggot takut dicap teroris, sesat, dan radikal. Padahal berjenggot merupakan sunah nabi. Walaupun masih banyak sunah-sunah lain tapi tak elok juga kiranya kalau ada yang menjudge orang berjenggot berjidat hitam dengan sebutan teroris. Jujur saja kalau di lingkungan umum sebutan teroris buat orang yang berjenggot sudah aku anggap biasa, tapi sebenarnya itu bisa menjadi fitnah kalau yang mendengarkan adalah seornag yang mudah patah hatinya, atau selera humornya jelek (walaupun sebenarnya juga tak patut menjadikan jenggot sebagai bahan guyonan). Memakai gamis takut dicap aliran sesat, memakai cadar (buat sebagian muslimah) dicap sebagai aliran garis keras, dan lain sebagainya.
Memang budaya PAS sudah terlalu melekat di hati para masyarakat Indonesia, orang jawa khususnya. kalau "terlalu" taat beragama dibilang sesatlah radikallah dsb. kalau terlalu luwes dalam beragama dibilang kafirlah, liar lah dsb. Jadi harus pas, yang penting sholat sama puasa wajib itu kebanyakan yang dibilang pas. Memang sih nggak ada habisnya nurutin omongan orang. tapi sampai kapan kita pura-pura budeg? Pura-pura cuek dengan tuduhan sebagai teroris, ISIS, sesat, munafik dan yang lebih mengironikan lagi tuduhan itu berasal dari saudara kita yang sama-sama islam! Yang ikut partai berasas islam ketika melakukan hal yang dipandang dosa langsung dihujat habis-habisan. Munafiklah dan membawa agama untuk menggapai kedudukan lah, padahal yang ngomong seperti itu malah setiap hari melakukan dosa. Apalah saya ini saya bukan malaikat yang bisa menghitung-hitung dosa orang, tapi apakah adil kalau kader partai islam itu sekali melakukan dosa terus dihujat habis-habisan sementara orang biasa yang melakukan dosa dibiarkan dan dipuji karena berani menghujat seorang beragama? Padahal orang yang memegang teguh agama itu juga manusia, adakalanya dia terpeleset lalu berbuat dosa, tapi dia segera bangkit dan bertaubat. Berbeda dengan ahli dosa yang suka menghujat dan menertawakan orang beragama, dia memang manusia tapi sekali berbuat dosa dia ketagihan dan bahkan tertantang untuk melkuakn dosa yang lebih besar. Dan sayangnya akhir-akhir ini jumlah orang penghujat orang beragama semakin besar saja. Dan sayangnya lagi mereka juga beragama islam. Tak sadarkah mereka kalau sebenarnya mereka lah orang munafik itu.
Sungguh semakin panas bara ini, saat kita ditertawakan karena kebaikan kita, saat dimarahi karena kujujuran kita, saat kita ditertawakan karena tak bisa melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim padahal yang menertawakan juga punya kewajiban yang sama, dan saat kita dihina karena menjalankan sunah. Sudahlah sudah ujian kita di Indoensai ini tak lebih berat dari ujian muslim/ah lain yang tinggal di negera pengidapislamophobia. Kuatkan hati ini dalam ketetapan agamaMu. Biarkan bara ini tetap menyala dalam genggaman memanaskan telapak tangan ini yang dengan ijinMu kelak telapak tangan ini juga akan mengambil air sungai surga yang semanis madu dan sesegar embun subuh.
No comments: